October 24, 2013

TEORITIKA ETIKA BISNIS

I. Pengertian Etika

     Etika berasal dari dari kata YunaniEthos’ (jamakta etha), berarti adat istiadat. Berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain.

Pengertian Etika = Moralitas 

  Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak – Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.

II. Tiga Norma Umum

Norma memberi pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita.

Macam-macam Norma :

a.Norma Khusus : aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain

b.Norma Umum :  lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal.

  - Norma Sopan santun : Norma Etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari . Etika tidak sama dengan Etiket. Etiket hanya menyangkut perilaku lahiriah yang menyangkut sopan santun atau tata krama.

  - Norma Hukum : 

Norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma hukum ini mencerminkan  harapan, keinginan dan keyakinan seluruh anggota masyarakat tersebut tentang bagaimana hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus diatur secara baik

- Norma Moral

Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusiaNorma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.

Ada beberapa ciri utama yang membedakan norma moral dari norma umum lainnya ( kendati dalam kaitan dengan norma hukum ciri-ciri ini bisa tumpang tindih) :


a. Kaidah moral berkaitan dengan hal-hal yang mempunyai atau yang dianggap mempunyai konsekuensi yang serius bagi  kesejahteraan, kebaikan dan kehidupan manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. 

b. Norma moral tidak ditetapkan dan/atau diubah oleh keputusan penguasa tertentu. Norma moral dan juga norma hukum merupakan ekspresi, cermin dan harapan masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Berbeda dengan norma hukum, norma moral tidak dikodifikasikan, tidak ditetapkan atau diubah oleh pemerintah. Ia lebih merupakan hukum tak tertulis dalam hati setiap anggota masyarakat, yang karena itu mengikat semua anggota dari dalam dirinya sendiri.

c. Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan khusus tertentu, yang oleh beberapa filsuf moral disebut sebagai perasaan moral (moral sense).




sumber : staffsite.gunadarma.ac.id





June 16, 2013

Hijau, maukah kau bertahan sampai seribu tahun lagi ?

        Dari tahun ke tahun tak henti-hentinya kampanye go green di galakkan. Namun, apakah go green sudah tumbuh dan menjadi mindset masyarakat ? Apakah go green sudah menjadi jati diri masyarakat indonesia? 
Untuk itu, sudah semestinya dari berbagai pihak ikut berpartisipasi dalam hal ini, untuk memajukan masyarakat yang mencintai lingkungan, perlu di lakukan suatu kegiatan yang inovatif dan kreatif, atau bila perlu diwajibkan agar menjadi budaya di Indonesia. Pada dasarnya, untuk melestarikan lingkungan melaului kampanye go green tak harus dengan cara yang sulit dilakuakan. Mulailah dengan cara yang sederhana tapi membawa perubahan besar pada lingkungan.
      Salah satu contohnya adalah kurangi atau bahkan stop penggunaan styrofoam dalam jangka panjang, karena akan menyebabkan beberapa gangguan terhadap tubuh karena residu kimiawi berbahaya yang dikandung oleh styrofoam dan lingkungan pun tercemar akibat sulit terurai. Lebih baik menggunakan pembungkus alami seperti daun pisang.
        Cara yang lebih kreatif bisa di peroleh dengan membuat barang-barang dari bahan bekas yang dapat di daur ulang menjadi produk berkualitas. Dengan kata lain, hijau itu tak perlu mahal, agar siapapun dapat dengan mudah memulai dan mencobanya.


June 12, 2013

paragraf persuasif dan ekspositif

Kereta ekonomi dihapuskan, proyek besar PT KAI, kepada siapa warga jabodetabek harus mengadu ?



Warga jabodetabek tengah menyaksikan penggusuran yang telah dilakukan PT kai. Entah apa yang ada di benak mereka sampai-sampai penghapusan kereta ekonomi dan pedagang stasiun kereta kampung lingkar stasiun digusur secara paksa dengan menggunakan kekerasan dan teror.  Bagaimanakah nasib pedagang kios di sekitar peron ? Apakah kehidupan mereka terjamin setelah ini ? Apa karena hanya demi meraup keuntungan yang besar dari proyek kereta api bandara soekarno hatta ?



KRL Jabodetabek bukan cuma urusan PT. KAI semata. Stasiun kereta api bukan hanya setopan semata. Dia adalah bagian dari infrastruktuk kota dan memiliki fungsi  sosial yang penting bagi ruang hidup warga, penumpang, pedagang, serta kampung sekitar stasiun.



Protes terus ? "Gue hapus stasiun lo dari peta!" Dalam koran Tempo edisi 24 April 2013, dirut PT. KAI, Ignasius Jonan, mengancam akan menutup Stasiun UI dan Pasar Minggu, karena keberadaan pedagang kios disana yang menolak penggusuran. Ayo pikir. Pantaskah PT KAI  selayaknya melakukan hal itu ?



Pada akhir tahun anggaran 2007 , terdapat pernyataan resmi dari PT. KAI bahwa anggaran proyek KA Bandara Soekarno hatta adalah Rp 4,6 triliun, lalu pada bulan maret tahun 2010, Tender Indonesia menyebutkan akan ada evaluasi ulang nilai investasi proyek KA Bandara Soekarno-Hatta sehingga pada bulan April 2013, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyakatan bahwa nilai investasi proyek KA bandara Soekarno-Hatta telah jauh menggelembung sebesar 23 triliun. Apakah dana sebesar itu sudah memenuhi keselamatan manusia dan fungsi-fungsi sosial stasiun sebagai infrastruktur dan ruang hidup publik ?



Sekilas tentang PT kai



PTM kerata api indonesia (persero) berawal dari pembangunan rel pertama atas perintah Hindia Belanda di desa Kemijen, Semarang di tahun 1864. Perusahaan kereta api swasta di Indonesia terus berkembang hingga diambil alih oleh Jepang di tahun 1942. Saat proklamasi Kemerdekaan, karyawan perusahaan kereta api yang tergabung dalam (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretapian dari Jepang dan pada tanggal 28 September 1945 membentuk Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI). DKARI kemudian diubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), yang berubah lagi menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (Perumka), dan sejak tahun 1999 diubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
seperti sekarang. Proses pergantian nama ini bukan bersifat seremonial belaka, namun ia menggambarkan sejarah privasi di tubuh PT. KAI. UU 23/2007 tentang perkeretapian membuka pintu bagi pihak swasta untuk terlibat dalam bisnis layanan perkeretaapian.  UU itu juga menempatkan pengguna layanan kereta api sebagai konsumen, yaitu orang yang membeli karcis, bukan lagi rakyat (warga negara) yang butuh layanan kereta api. Ide privatisasi perkeretaapian ini makin nyata dengan keluarnya Perpes No. 83/2011 yang menegaskan bahwa dalam proses penyelenggaraan prasarana dan sarana perkeretaapian -termasuk pengadaan lahan- untuk proyek Kereta Api Bandara Soekarno Hatta (alm), yang bernilai hingga Rp. 23 triliun, PT. Kai tidak boleh lagi menggunakan dana APBN dan APBD. Artinya, supaya PT. KAI tetap berjalan, ia harus mencari sumber pendanaan itu melalui fungsi layanan yang dibisniskan. Privatisasi ini sangat berbahaya bagi publik. Layanan kereta api sepenuhnya berorientasi bisnis, dan yang menanggung resiko adalah rakyat. Harga tiket disesuaikan dengan mekanisme pasar, pedagang kios stasiun digusur paksa dan digantikan oleh pemodal besar.


Sumber , berita stasiun 01 mei 2013

June 08, 2013

quotes

NO ➔ Shortcuts NO ➔ Quick fixes NO ➔ Blaming others NO ➔ I'll do tomorrows NO ➔ EXCUSES !!!

April 01, 2013

Artikel

Pertamina Dapat Jatah Minyak Iraq

Jakarta - menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, Iraq memberikan peluang kepada Pertamina untuk megelola salah satu ladang migasnya. Hal itu merupakan salah satu realisasi (MoU) Memorandum of Understanding Iraq-Indonesia yang berlaku selama 5 tahun kedepan.dan bisa diperpanjang. 

Market Cap BUMN Tembus Rp1.184 Triliun
Jakarta - Kinerja positif pasar modal Indonesia pada awal tahun ini turut menggerak kapitalisasi pasar (market cap) emiten badan usaha milik negara (BUMN). Hingga akhir kuartal pertama 2013, kapitalisasi pasar korporasi pelat merah yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp. 1.184,73 triliun.

Tahun Ini Indonesia Targetkn Nomor 1 sebagai produsen kakao olahan dunia
Jakarta - Indonesia terkenal sebagai negara pengekspor bahan mentah. 
Namun citra itu bisa sedikit terhapus oleh kisah sukses hilirasi di sektor kakao atau cokelat. Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan hilirisasi merupakan langkah besar bagi perekonomian Indonesia untuk menapak ke level yang lebih tinggi.Ia juga menyebutkan dari sisi produksi kakao mentah yang mencapai kisaran 830 ribu ton, Indonesia masih dalam posisi ketiga dunia, dibawah Pantai Gading dan Ghana. Namun, seperti Indonesia beberapa tahun lalu, Pantai Gading dan Ghana mengekspor sebagian besar kakao mentah. Mahendra berasumsi Indonesia dapat mengalahkan mereka dari sisi produksi olahan. 

January 14, 2013

Karakteristik dari konsumen indonesia dan faktor yang mempengaruhi konsumen Indonesia

Untuk memenangkan pasar, baik manufakturer mau retailer harus berorientasi pada konsumen. Kepuasan konsumen Itu kuncinya. Memenangkan pasar itu berbicara tentang target jangka panjang. Jika konsumen puas maka akan menimbulkan repeat order dan efek word of mouth pasti akan terjadi.

Karakteristik konsumen Indonesia

Menurut Handi Irawan *perilaku konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu:

1.Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.

2.Tidak terencana (dominated by unplanned behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).

3 Suka berkumpul. Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.

4.Gagap teknologi (not adaptive to high technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai 
teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan
pengguna lain.

5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu 
dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu 
sendiri.

6.Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar
negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di indonesia

7. Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung 
simbol-simbol agama.

8. Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris
terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan
gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih
melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. 
Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.

9. Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun 
unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.

10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurang pedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang *tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.

Dalam buku Marketing Management: Twelfth Edition oleh Philip Kolter dan Kevin Lane Keller pada tahun 2006, perilaku pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya.

Faktor budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Selain faktor budaya, perilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, peran, dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.
Keputusan membeli juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, juga nilai dan gaya hidup pembeli.
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar seperti ekonomi, teknologi, politik, budaya. Satu perangkat psikologi berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi, persepsi, ingatan dan pembelajaran) secara fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran.

Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku, agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat disana.
Faktor sosial
Keluarga meruapkan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
Peran dan status sosial seseorang menunjukkan kedudukan orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.
Contoh, seorang yang memiliki peran sebagai manajer dan status yang lebih tinggi dari pegawai kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia akan tertarik dengan produk mobil dari Toyota, karena ada kesesuaian antara kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal terbaik Indonesia, ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan juga keluarganya, membeli rumah besar untuk keluarganya dan lain-lain.

source :http://www.psikologizone.com/faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-konsumen/06511904
http://forum.kompas.com/urban-life/34622-10-perilaku-konsumen-indonesia.html